Objek Wisata Bukit Sari

Desa Sangeh yang terletak di Kecamatan Abiansemal merupakan salah satu desa yang memiliki obyek wisata yang terkenal yaitu Obyek Taman Wisata Alam Sangeh. Obyek wisata sangeh ini tidak hanya terkenal di Bali saja, tetapi hingga ke mancanegara. Obyek inilah yang meyebabkan desa Sangeh menjadi Desa Wisata yang diunggulkan di Kabupaten Badung. 

Obyek wisata Alam Sangeh mulai dirintis pada 1 Januari 1996 dan mulai mengalami perkembangan pada tahun 1971 dengan sumber pembiayaan pembangunan dari sumbangan sukarela/dan punia yang dikenakan kepada setiap pengunjung yang masuk ke obyek wisata sangeh. Mulai 1 Januari dikenakan retribusi berdasarkan Tk II Badung No. 20 tahun 1995. Harga retribusi atau tiket masuk ke sangeh  dibedakan dengan pengunjung regional(warga Negara Indonesia) atau interregional (tourist mancanegara). Pengunjung regional  dikenai retribusi sebesar Rp. 10.000 dan pengunjung interregional dikenai retribusi sebesar Rp. 25.0000. Objek taman wisata alam sangeh terletak 25 km dari pusat kota Denpasar.

Obyek taman wisata bukit sari sangeh menyuguhkan pemandangan hutan yang sangat asri dan sejuk serta tentunya objek mahluk hidupnya, yaitu monyet/kera yang merupakan jenis kera abu ekor panjang (Macaca fascicularis) dan sudah jinak. Selain objek kera, wisata objek wisata alam sangeh terkenal dengan adanya hutan pala seluas 14 ha. Namun keberadaan pura yang terletak ditengah hutan pala juga memiliki daya tarik tersendiri untuk para pengunjung. Pura tersebut merupakan pura peninggalan abad ke-17 pada waktu kejayaan kerajaan mengwi yang diberi nama Pura Bukit Sari. 

Menurut sejarah keberadaan Pura Bukit Sari sangat erat kaitannya dengan kerajaan Mengwi, Pura Bukit Sari dibangun oleh Anak Agung Anglurah Made Karang Asem Sakti, anak angkat Raja Mengwi Cokorda Sakti Blambangan. Konon beliau (Anak Agung Anglurah Made Karang Asem Sakti) melakukan tapa “Rare” yaitu bertapa sebagaimana layaknya bayi/anak-anak. Beliau mendapatkan pawisik (ilham) agar membuat pelinggih (pura) di hutan pala sangeh, maka sejak itulah Pura Bukit Sari berdiri pas di tengah-tengah hutan pala. 

Terdapat banyak cerita misteri yang berkaitan dengan terjaganya kelangsungan bangunan pura ini. Menurut pengelola Obyek Taman Wisata Alam Sangeh, beberapa kali terdapat pohon yang tumbang disekitar pura namun tidak pernah mengenai bagian pura (bagian sakral pura) atau merusak bangunan pura secara keseluruhan. Bahkan pernah ada pengunjung yang melihat seseorang yang memberikan makanan berupa buah-buahan kepada kera-kera yang ada di obyek wisata tersebut, namun orang tersebut bukan salah satu dari pengurus obyek wisata itu. Beberapa pengurus mengatakan bahwa  seseorang tersebut dipercaya sebagai Taksu yang menjaga Hutan Sangeh. 

Beberapa cerita di atas menunjukkan bahwa obyek wisata ini bukan hanya menyuguhkan keindahan alam dan keranya, tetapi juga menyimpan banyak misteri yang menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung untuk datang ke obyek wisata Sangeh.

Di kawasan Hutan Sangeh terdapat 5 Pura yaitu Pura Bukit Sari, Pura Melanting, Pura Tirta, Pura Lanang Wadon, dan Pura Anyar. Dari beberapa Pura diatas terdapat salah satu Pura yang memiliki keunikan tersendiri yaitu Pura Tirta, dimana dikawasan Pura tersebut terdapat sebuah pohon yang didalam akarnya terdapat air yang tidak pernah habis dari musim ke musim. Selain Pura Tirta, di Pura Batan Pule juga terdapat sebuah pohon yang unik menyerupai lambang maskulin dan feminitas oleh karena itu pohon tersebut dinamakan “Lanang Wadon”.

Kejinakan kera, alam yang asri dan misteri yang tersimpan di obyek taman wisata alam sangeh akan memberikan pegalaman yang berbeda dan tidak terlupakan.